Kapal Tampomas II Tenggelam, 369 Orang Tewas
Hari ini 41 tahun lalu, tepatnya 27 Januari 1981, Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tampomas II tenggelam di perairan Masalembo, Laut Jawa.Pada 1980-an, KMP Tampomas yang dikelola oleh PT Pelni merupakan salah satu kapal laut yang melayani penumpang antarpulau.Sebelumnya, kapal ini digunakan untuk melayani perjalanan haji.
Kronologi kejadian
Diberitakan Harian Kompas, 27 Januari 1981, kapal penumpang Tampomas II milik PT Pelni terbakar pada hari Minggu sekitar pukul 23.00 Wita. Lokasinya sekitar 220 mil laut menuju pelabuhan Ujungpandang. Kapal itu berangkat dari Jakarta dengan membawa 1.054 penumpang dan 82 awak kapal.Namun, ketika berada di perairan dekat Kepulauan Masalembu, sebelah utara Pulau Kangean, Jawa Timur, kapal itu mengalami kebakaran.Menurut Sekditjen Perhubungan Laut kala itu, Fanny Habibie, dalam keadaan cuaca yang jelek itu penumpang mengalami kepanikan sehingga beberapa orang terjun ke laut.Kapal Pelni atau kapal lain yang ada di sekitar kapal Tampomas II diperintahkan untuk mendekat dan memberikan pertolongan.Beberapa kapal di antaranya adalah Wayabula, Ilmanul, Brantas, dua kapal penyapu ranjau TNI AL, dan sebuah kapal navigasi Perhubungan Laut.Dilansir dari Harian Kompas, 28 Januari 1981, kapal Tampomas II akhirnya tenggelam pada 27 Januari 1981 pukul 12.42 WIB (13.42 WIT) meskipun berbagai usaha penyelamatan dilakukan.Kapal berbobot mati 2.420 ton itu tenggelam di Selat Makassar dekat Pulau Masalembo, sekitar 22 mil laut menjelang pelabuhan tujuan Ujungpandang.Hingga 27 Januari 1981 malam hari, terdapat 566 orang yang berhasil diselamatkan ke atas kapal-kapal yang datang menolong.Kapal Tampomas II meninggalkan Jakarta sekitar pukul 19.00 pada 24 Januari 1981 dan diharapkan tiba di pelabuhan Ujungpandang sekitar pukul 10.00 pagi tanggal 26 Januari.
Upaya penyelamatan
Penyelamatan terkendala cuaca buruk. Pesawat Albatros UF-Skuadron Udara-5 TNI AU yang lepas landas dari Bandara Juanda pada 06.35 bermaksud mendarat di perairan sekitar lokasi musibah.Akan tetapi, gelombang besar setinggi 7-10 meter, angin kencang, dan hujan mengurungkan rencana pendaratan. Dari udara juga terhalangi oleh kabut tebal, sehingga untuk menemukan lokasi Kapal Tampomas II, pesawat Albatros harus terbang rendah sekitar 350-500 kaki dari permukaan laut.